Rabu, 21 Maret 2018

EKOSISTEM


A.    Konsep Ekosistem
Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lain, serta dengan benda tak hidup di lingkungannya, membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan salah satu bidang kajian yang dipelajari dalam cabang biologi, yaitu ekologi. Ekologi (Yunani, oikos = rumah; logy = ilmu, berasal dari kata logikos = masuk akal) adalh ilmu yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lain dan dengan lingkungan fisik. Hal tersebut diungkapkan oleh ahli zoology Jerman, Ernst Haeckel (1866). Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relative baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologi lainnya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antarmakhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam hidupnya atau lingkungannya.
Para ahli ekologi mempelajari hal-hal berikut :
1.      Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain dan ke dalam lingkungannya dan factor-faktor yang menyebabkannya.
2.      Perubahan populasi suatu spesies pada waktu yang berbeda dan factor-faktor yang menyebabkannya.
3.      Terjadinya hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
B.    
Komponen yang menyusun lingkungan dapat dibedakan menjadi komponen abiotik (benda tak hidup) dan biotik (makhluk hidup).
v  Komponen Ekosistem
Ekosistem terdiri atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik.
1.      Komponen Biotik
Komponen biotik meliputi komunitas makhluk hidup. Setiap makhluk hidup dalam ekosistem menempati suatu tempat hidup yang spesifik. Tempat hidup yang spesifik tersebut dikenal dengan istilah habitat (Latin, habitare = bertempat tinggal). Setiap makhluk hidup yang memiliki peran khusus di dalam habitatnya. Peran atau cara hidup yang khusus dari setiap makhluk hidup di dalam habitatnya disebut relung ekologi (nisia). Sekelompok makhluk hidup dari spesies yang sam pada waktu yang sama disebut populasi. Misalnya, rerumputan di halaman rumah (populasi rumput) atau sekawanan sapi di lapangan (populasi sapi). Populasi dapat berubah setiap saat. Perubahan populasi dipengaruhi oleh factor kelahiran, kematian, dan migrasi. Beberapa populasi yang berbeda dari tumbuhan dan hewan yang hidup bersama di lingkungan tertentu akan membentuk komunitas. Di dalam ekosistem terdapat beberapa macam, komunitas, misalnya, komunitas kolam, komunitas hutan, dan komunitas pantai.
2.      Komponen Abiotik
Komponen abiotik meliputi benda-banda tak hidup.
1)      Suhu
Suhu atau temperature adalah derajat energi panas. Sumber utama energy panas adalah radiasi matahari. Suhu merupakan komponen abiotik di udara, tanah, dan air. Suhu sangat diperlukan oleh setiap makhluk hidup, berkaitan dengan reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup memerlukan enzim. Kerja suatu enzim dipengaruhi oleh suhu tertentu. berkaitan dengan reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup memerlukan enzim. Kerja suatu enzim dipengaruhi oleh suhu tertentu.
2)      Cahaya
Cahaya merupakan salah satu energi yang bersumber dari radiasi matahari. Cahaya matahari terdiri dari beberapa macam panjang gelombang. Jenis panjang gelombang, intensitas cahaya, dan lama penyinaran cahaya matahari berperan dalam kehidupan organisme. Misalnya, tumbuhan memerlukan cahaya matahari dengan panjang
gelombang tertentu untuk proses fotosintesis.
3)      Air
Air terdiri dari molekul-molekul H2O. air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Di alam, air dapat berbentuk padat, misalnya es dan kristel es (salju), serta berbentuk gas berupa uap air. Dalam kehidupan, air sangat siperlukan oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuhnya mengandung air.
4)      Kelembapan
Kelembapan merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah. Kelembapan di udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan kelembapan di tanah berarti kandungan air dalam tanah. Kelembapan diperlukan oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan. Kelembapan yang diperlukan setiap makhluk hidup berbedabeda. Sebagai contoh, jamur dan cacing memerlukan habitat yang sangat lembab.
5)      Udara
Udara terdiri dari berbagai macam gas, yaitu nitrogen (78,09%), oksigen (20,93%), karbon dioksida (0,03%), dan gas-gas lain. Nitrogen diperlukan makhluk hidup untuk membentuk protein. Oksigen digunakan makhluk hidup untuk bernapas. Karbon dioksida diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis.
6)      Garam-garam Mineral
Garam-garam mineral antara lain ion-ion nitrogen, fosfat, sulfur, kalsium, dan natrium. Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air. Contohnya kandungan ion-ion hydrogen menentukan tingkat keasaman, sedangkan kandungan ion natrium dan klorida di air menentukan tingkat salinitas (kadar garam). Tumbuhan mengambil garam-garam mineral (unsure hara) dari tanah dan air untuk proses fotosintesis.
7)      Tanah
Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau lumut, dan pembusukan bahan organik. Tanah memiliki sifat, tekstur, dan kandungan garam mineral tertentu. Tanah yang subur sangat diperlukan oleh organisme untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur
C.     Interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya
Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain terjadi hubungan, baik antara sesama spesies maupun antar spesies, baik antara komponen biotik maupun antara komponen abiotik. Hubungan timbal balik dikenal pula dengan istilah interaksi, atau interaksi. Dalam bagian ini, akan dibahas mengenai interaksi antar-individu, antar-populasi, antara komunitas dan factor biotik, dan interaksi antar ekosistem.
a)      Interaksi Antar-Individu Membentuk Populasi
Sekumpulan makhluk hidup dari spesies yang sama yang hidup pada suatu waktu dan kawasan tertentu serta saling berinteraksi mambentuk populasi. Oleh karena barasal dari spesies yang sama, maka individu di dalam populasi mempunyai potensi melakukan kawin silang yang akan menghasilkan keturunan yang fertile (mampu bereproduksi). Contoh populasi adalah populasi itik, populasi padi, dan populasi sapi.
·         Suatu populasi dapat di kenali dengan adanya ciri-ciri :
a.       Memiliki kesamaan morfologi
b.      Memiliki kesamaan fungsi fisiologi
c.       Dapat melakukan perkawinan silang
d.      Dapat menghasilkan keturunan yang fertile
Dengan demikian, populasi memiliki sifat dapat tumbuh dan berkembang, dari populasi berukuran kecil menjadi populasi yang berukuran besar. Sebaliknya, karena alasan-alasan tertentu (misalnya,diburu, terkena penyakit, bencana alam), ukuran populasi bisa menjadi lebih kecil dari semula. Semakin besar populsi, semakin banyak kebutuhan makanannya. Demikian
pula dengan kebutuhan oksigen, air, dan ruangan. Antarindividu tersebut akan terjadi persaingan atau kompetisi untuk memenuhi kebutuhan oksigen, air, makanan, ruangan, dan cahaya matahari. Oleh karena itu, ledakan populasi akan akan menimbulkan persaingan dan persaingan menimbulkan masalah lingkungan. Populasi dapat bertambah atau berkurang, tergantung dari kondisi lingkungannya. Pada musim hujan, populasi rumput meningkat. Sebaliknya, pada musim kemarau, populasinya menurun. Banyaknya individu dalam populasi dapat dihitung sehingga dapat diketahui ukuran populasi per satuan luas. Banyaknya individu per satuan luas disebut kepadatan populasi atau kerapatan populasi. Misalnya, kepadatan populasi pohon kelapa 3 pohon / 10.000 m2.
b)      Interaksi Antar-Populasi Membentuk Komunitas
Interaksi antara populasi yang satu dengan yang lain dalam suatu areal tertentu membentuk komunitas. Contoh komunitas adalah komunitas hutan hujan tropik yang di dalamnya terdapat berbagai populasi tumbuhan, reptilian, burung, mamalia, mikroorganisme, cacing moluska. Interaksi antarmakhluk hidup biasanya akan membentuk hubungan khusus yang berpengaruh secara nyata terhadap persebaran dan kepadatannya. Beberapa kategori umum tentang interaksi dan hasil akhir yang didapat oleh makhluk hidup yang terlibat dapat dilihat dalam tabel berikut.

Kemungkinan Interaksi Beberapa Makhluk Hidup Dalam Sebuah Komunitas

Macam Interaksi         Makhluk Hidup 1        Makhluk Hidup 2
Kompetisi                    Dirugikan                    Dirugikan
Predasi                        Diuntungkan               Dirugikan
Parasitisme                  Diuntungkan               Dirugikan
Komensalisme             Diuntungkan              Tidak Berpengaruh
Mutualisme                 Diuntungkan               Diuntungkan
Ada beberapa macam interaksi antarsesama makhluk hidup. Interaksi tersebut dapat terjadi, baik antarindividu dalam populasi ataupun antarindividu berbeda populasi atau barbeda jenis (spesies). Bentuk interaksi tersebut dapat berupa saling merugikan, saling menguntungkan, atau hanya salah satu saja yang diuntungkan. Berkut ini adalah beberapa bentuk interaksi antarspesies dalam suatu komunitas.
·        Kompetisi
Kompetisi adalah bentuk interaksi dua makhluk hidup yang mengakibatkan kedua makhluk hidup tersebut mengalami kerugian. Kebutuhan hidup yang sering diperebutkan tersebut, antara lain makanan, tempat berlindung, tempat bersarang, sumber air, dan pasangan untuk kawin. 
Bentuk kompetisi yang terjadi dapat berupa kompetisi intraspesifik, yaitu kompetisi di antara anggota spesies yang sama dan kompetisi interspesifik, yaitu kompetisi di antara anggota yang berbeda spesies, persaingan antarindividu dalam spesies penting arinya untuk mengatur populasi spesies tersebut.
·        Predasi
Di dalam sebuah interaksi antarmakhluk hidup terdapat hubungan satu spesies memakan yang lain. Dalam hal ini, konsumernya disebut predator, sedangkan spesies yang dimakan dikenal sebagai mangsa. Predator (Latin, praeda = mangsa) adalah makhluk hidup yang memperoleh sumber-sumber yang diperlukan dengan memakan makhluk hidup lain. Jika yang dimangsa adalah produser, maka bentuk interaksi itu disebut herbivori, sedangkan hewan yang memakan produser disebut herbivor.
·        Simbiosis
Hubungan yang dekat antara dua spesies makhluk hidup berbeda disebut simbiosis yang berarti hidup bersama. Interaksi simbiotik meliputi bentuk parasitisme, komensalisme, dan mutualisme.
ü  Parasitisme
Parasitisme merupakan bentuk interaksi yang dapat menyebabkan satu pihak mendapat keuntungan, sedangkan pihak yang lain menderita kerugian. Suatu parasit dapat memperoleh makanan atau sumber-sumber yang diperlukan dari tubuh makhluk hidup lain, disebut inang atau hospes. Selain menggunakan inang sebagai sumber nutrisi beberapa parasit juga menggunakan inang mereka untuk perlindungan bagi predator yang akan memangsanya. Contohnya, kehidupan ikan mutiara pada timun laut.
ü  Komensalisme
Komensalisme merupakan bentuk interaksi yang menyebabkan satu pihak mendapatkan keuntungan, sedangkan yang lain tidak terpengarug (tidak diuntungkan maupun dirugikan). Contoh interaksi komensalisme adalah kehidupan ikan remora dengan hiu.
ü  Mutualisme
Mutualisme (Latin, mutuus = penukaran) merupakan bentuk interaksi yang menyebabkan kedua spesies sama-sama mendapat keuntungan. Interaksi mutualisme kadang-kadang disebut juga simbiosis obligat. Contohnya adalah pada proses penyerbukan bunga (polinasi). Pada beberapa proses penyerbukannya dapat berlangsung oleh bantuan beberapa serangga khusus, burung, atau kelelawar.
Salah satu ciri dari komunitas adalah adnya keanekaragaman spesies dan pola penyebarannya. Sekin beraneka ragam spesies penyusun suatu komunitas, semakin tinggi organisasinya, dan ini berarti semakin dewasa komunitas tersebut. Komunitas yang demikian itu biasanya lebih stabil. Dalam arti, komunitas mampu memulihkan diri apabila mandapatkan “gangguan”, asalkan masih dalam batas toleransi. Gangguan itu berupa penambahan atau pengurangan materi atau energi. Komunitas yang mampu memulihkan dirinya
dikatakan memiliki daya lenting yang tinggi.
D.    Interaksi Antara Komunitas dengan Komponen Abiotik Membentuk Ekosistem
Interaksi antara komunitas dengan faktor abiotik membentuk suatu system yang dikenal sebagai lingkungan atau ekosistem. Interaksi tersebut dapat berupa proses memakan dan dimakan sehingga terjadi pemanfaatan energi dan daur ulang materi. Luas ekositem itu tidak dapat ditentukan. Ada ekosistem sawah yang cukup luas dan ada pula ekosistem lautan yang sangat luas. Jadi, luas sempitnya ekositem tidak dapat ditentukan secara pasti. Bahkan, seluruh permukaan bumi beserta segala makhluk hidup di dalamnya yang disebut sebagai biosfer, dapat dipandang sebagai ekosistem raksasa.
E.     Interaksi Antar-Ekosistem Membentuk Biosfer
Di permukaan bumi, mulai dari dasar samudera hingga puncak pegunungan yang tinggi serta beberapa ratus meter lapisan udara di atasnya, terdapat berbagai macam ekosistem yang saling berinteraksi. Ini merupakan lapisan permukaan bumi yang dihuni organisme yang saling berinteraksi. Lapisan permukaan bumi ini dikenal sebagai biosfer atau ekosfer. Bumi merupakan satu kesatuan sebagai hasil dari interaksi berbagai faktor penyusun yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, para pakar lingkungan prihatin dengan pencemaran, perusakan, dan perubahan iklim yang terjadi akibat kegiatan manusia. Jika ekosistem di bumi mengalami kerusakan, maka akibat kerusakan itu akan berangkai karena antar-komponen terjadi interaksi sebagaimana diuraikan sebelumnya. Umat manusia sendiri akan terancam kelestariannya.
F.      Aliran Energi
Setiap makhluk hidup memerlukan energi untuk kelangsungan hidupnya. Misalnya, untuk tumbuh, bereproduksi, dan bergerak. Dalam pemenuhan kebutuhan energi tersebut terjadi hubungan saling ketergantungan energi di antara makhluk hidup yang berbeda. Dalam hal ini, ada makhluk hidup yang berperan sebagai produser, konsumer, atau dekomposer.
a.       Produser
Produser merupakan makhluk hidup yang mampu menangkap energi cahaya matahari untuk kegiatan fotosintesis sehingga dapat menghasilkan materi organic yang berasal dari materi anorganik. Contoh produser adalah tumbuhan hijau dan makhluk hidup fotosintesis lainnya. Melalui produser tersebut energi yang berasal dari matahari mengalir ke makhluk hidup
lainnya. Banyaknya energi cahaya yang dapat diubah menjadi energi kimia oleh produser disebut produktivitas primer. Jumlah total produktivitas ini dikenal sebagai produktivitas primer kotor (PPK). Sebagian produk materi organic tersebut digunakan sebagai bahan baker bagi respirasi selularnya, sedangkan sebagian lagi disimpan di dalam tubuh tumbuhan. Bagian materi organik yang disimpan itulah yang dikenal sebagai produktivitas primer bersih (PPB). PPB merupakan keseimbangan terhadap produktivitas primer kotor dikurangi energi yang digunakan oleh produser untuk respirasi.
Produktivitas primer diwujudkan dalam istilah energi per satuan luas persatuan waktu (J/m2/tahun) atau sebagai biomassa yang ditambahkan keekosistem per satuan luas per satuan waktu (g/m2/tahun). Biomassa merupakan berat kering dari sejumlah materi organic yang berada pada satu tingkat trofik kehidupan. Selanjutnya, PBB dimanfaatkan sebagai bahan pangan oleh consumer atau makhluk hidup heterotrof (manusia dan hewan). Pada umumnya, consumer dan detritus akan menyintesus kembali materi organic yang diperoleh dan menyimpannya di dalam jaringan tubuh dalam bentuk energi kimia. Produk itulah yang disebut dengan produktivitas sekunder.
b.      Konsumer
Konsumer merupakan makhluk hidup yang memperoleh energi dalam bentuk materi organic. Misalnya, dengan cara memakan makhluk hidup lainnya. Seluruh hewan tergolong consumer.
Berdasarkan tingkatnya, consumer dapat dibedakan atas konsumen primer, konsumen sekunder, dan konsumen tersier. Consumer primer atau herbivore adalah consumer yang secara langsung memakan tumbuhan. Consumer sekunder atau karnivor adalah consumer yang memakan consumer primer. Konsumer tersier atau karnivor puncak adalah consumer yang memakan konsumen sekunder. Beberapa hewan ada yang berperan sebagai karnivor pada suatu waktu dan herbivore pada saat yang lain. Hewan demikian disebut omnivor. Mereka dapat ditempatkan ke dalam tingkat trofik berbeda bergantung pada materi yang dimakan pada saat itu. Produser dan berbagai karnivor di dalam ekosistem dalam pemenuhan kebutuhan makanan dikenal dengan istilah tingkat trofik.
c.       Dekomposer
Dekomposer (pengurai) merupakan makhluk hidup yang memperoleh makanannya dengan cara menguraikan senyawa-senyawa organik yang berasal dari makhluk hidup yang telah mati (bangkai). Dalam hal ini, decomposer berperan mengembalikan materi ke lingkungan abiotik dan digunakan kembali oleh tumbuhan hijau. Contoh decomposer adalah jamur dan bakteri.
d.      Detritivor
Detritivor adalah organisme yang memakan partikel-partikel organik atau detritus. Detritus merupakan serpihan hancuran jaringan hewan atau tumbuhan. Organisme detrivor antara lain cacing tanah, siput, keluwing, bintang laut, dan kutu kayu.
e.       Tipe-Tipe Ekosistem
Pada umumnya, dikenal tiga tipe ekosistem utama, yaitu ekosistem akuatik (air), ekosistem terestrial (darat), dan ekosistem buatan. Ekosistem Akuatik Ekosistem akuatik (perairan) adalah tipe ekosistem yang sebagian lingkungan fisiknya didominasi oleh air. Ekosistem akuatik dipengaruhi oleh empat factor, yaitu penetrasi cahaya matahari, substrat, temperatur, dan jumlah material terlarut. Akan tetapi, factor penentu utama dari ekosistem perairan adalah jumlah garam terlarut di dalam air. Jika perairan tersebut sedikit mengandung garam terlaryt, maka disebut ekosistem air tawar. Sebaliknya, jika mengandung kadar garam tinggi, maka disebut ekosistem laut.
Ø  Air Tawar
Ekosistem air tawar dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan lentik. Ekosistem air tawar lotik memiliki ciri airnya berarus. Contohnya adalah sungai. Organisme yang hidup pada ekosistem ini dapat menyesuaikan diri dengan arus air. Produsen utama pada ekosistem ini adalah ganggang. Akan tetapi, umunya organisme lotik memakan detritus yang berasal dari ekosistem darat di sekitarnya. Ekosistem air tawar lentik memiliki cirri airnya tidak berarus. Ekosistem
air tawar lentik meliputi rawa air tawar, rawa gambut, kolam, dan danau. Rawa didominasi oleh lumut Spaghnum. Ekosistem danau dan kolam terdiri dari tiga wilayah horizontal, yaitu litoral, limnetik, dan profundal.
Ø  Laut
Hampir 71% dari permukaan bumi tertutup oleh laut. Rata-rata salinitas (kadar garam) laut adalah 3%, tetapi angka ini bervariasi dari satu wilayah ke wilayah yang lain sesuai dengan kedalaman dan geografinya. Salinitas tertinggi terdapat di daerah tropis. Pada daerah tropis suhu yang tinggi menyebebkan laju penguapan berlangsung cepat sehingga salinitas laut menjadi tinggi. Contohnya, Laut Merah memiliki salinitas 4%. Sebaliknya, pada geografi yang lebih tinggi, proses penguapan berkurang sehingga salinitasnya rendah. Contohnya, Laut Baltik dengan salinitas 0,7%.
Ø  Estuari
Ekosistem estuary terdapat pada wilayah pertemuan antara sungai dan
laut atau disebut muara sungai. Muara sungai disebut juga pantai Lumpur. Esturi mamiliki cirri berair payau dengan tingkat salinitas di antarsa air tawar dan laut. Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau. Beberapa organisme laut melakukan perkembangbiakan di wilayah ini seperti ikan, udang, dan moluska yang dap-at dimakan.
Ø  Pantai Batu
Ekosistem pantai batu tersusun dari komponen abiotik, berupa batu batuan kecil maupun bongkahan batu yang besar. Pada ekosistem pantai batu terdapat organisme seperti ganggang Eucheuma dan Sargassum, serta beberapa jenis moluska yang dapat melekat di batu. Ekosistem pantai batu antara lain terdapat di Pantai Selatan Jawa, Pantai Barat Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Ø  Terumbu Karang
Ekosistem terumbu karang hanya dapat tumbuh di dasar perairan ynag jernih. Terumbu karang terbentuk dari rangka hewan kelompok Coelenterata. Pada ekosistem ini terdapat berbagai jenis organisme laut dari kelompok Porifera, Coelenterata, ganggang, berbagai jenis ikan, serta udang. Ekosistem terumbu karang antara lain terdapat di perairan Nusa Tenggara dan Maluku.
Ø  Laut Dalam
Ekosistem laut dalam merupakan zona pelagic laut. Ekosistem ini berada pada kedalaman 76.000m  dari permukaan laut, sehingga tidak ada lagi cahaya matahari. Oleh karena itu, produsen utama di ekosistem ini merupakan organisme kemoautotrof.
Ekosistem Terestrial
Ekosistem terestrial (darat) adalah suatu tipe ekosistem yang sebagian besar lingkungan fisiknya berupa daratan. Ekosistem terrestrial memiliki bagian daerah yang luas dengan habitat dan komunitas tertentu, disebut bioma.
1.      Hutan Musim
Bioma daratan yang berada di belahan timur Amerika Utara dikenal dengan bioma hutan musim atau hutan gugur. Pemberian nama bioma tersebut adalah berdassarkan ciri-ciri umum dari ekosistem atau berdasarkan vegetasi yang dominant. Pada bioma hutan musim ditemukan tumbuhan bercirikan pohon keras seperti oak (Quercus sp.), beach, dan maple (Acer saccharinum), yang menggugurkan daunnya pada musim gugur. Adapun jenis hewan yang menghuni bioma tersebut antara lain rusa, musang, dan salamander.
2.      Padang Rumput
Di sebelah barat dari hutan musim di Amerika Utara terdapat bioma padang rumput. Curah hujan bioma padang rumput tidak banyak memberikan dukungan bagi pertumbuhan tumbuhan. Penyebabnya adalah pada daerah tersebut terdapat aliran sungai yang panjang sehingga air tersedia dalam jumlah yang besar. Vegetasi dominan dalam bioma padang rumput adalh bermacam-macam spesies rumput-rumputan. Hewan yang ditemukan di daerah tersebut antara
lain bison, anjing padang rumput, antelope, belalang, dan ular. Soatu bioma yang mirip dengan sebutan sabana. Sabana adalah tipa bioma yang banyak teradapat di Amerika Selatan. Tumbuhannya terdiri atas rumput dan pohon-pohon yang menyebar. Tipe bioma ini memiliki musim kering dan musim basah.
3.      Gurun
Gurun terdapat di belahan bumi sekitar 20° - 30° lintang utara dan lintang selatan. Curah hujan di gurun rendah, yaitu kurang dari 25 cm per tahun. Kehidupan organisme di gurun beradaptasi dengan lingkungannya yang kering. Vegetasinya terdiri dari berbagai balukar akasia, tumbuhan sukulen, dan kaktus. Hewan yang banyak terdapat di gurun antara lain belalang, burung pemangsa serangga, dan kadal. Umunya hewan-hewan gurun melakukan kegiatan pada malam hari (nokturnal). Contoh bioma gurun adalah gurun Gobi di Asia, gurun Sahara di Afrika, dan gurun Anzo Borrego di Amerika.
4.      Taiga
Taiga terdapat di wilayah utara hutan gugur subtropics dan juga di pegunungan tropis. Cirri iklim taiga adalah musim dingin yang panjang. Hujan turun hanya pada musim panas. Taiga merupakan hutan pinus (koifer) yang selalu hijau. Taiga terdapat di Amerika Utara, juga pada dataran tinggi di berbagai wilayah. Hewan yang hidup di taiga antara lain beruang hitam dan serigala.
5.      Tundra
Di sebelah utara dari bioma taiga terdapat suatu wilayah yang dikenal sebagai bioma tundra. Karakteristik bioma tundra sangat ekstrem, yaitu lama musim dinginnya lebih panjang daripada musim panas. Dalam kondisi demikian sangat sedikit ditemukan jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di sana. Tumbuhan yang terutama berupa lumut (liken), dan tumbuhan semusim yang
tumbuh cepat selama musim tumbuh. Hewan yang menghuni bioma tundra antara lain rusa kutub (karibu), serigla, ajag, burung hantu salju, tikus, dan beberapa jenis serangga
6.       Hutan Hujan Tropik
Bioma hutan hujan tropik adalah akhir dari spectrum iklim bioma tundra. Bioma hutan hujan tropic, terutama terdapat dekat ekuator di Amerika Selatan dan Amerika Tengah, Afrika, bagian selatan Asia, serta pulau di kepulauan Pasifik. Bioma hutan hujan tropic ditandai dengan suhu yang tinggi, hujan turun hamper setiap hari, dan memiliki ribuan spesies tumbuhan dan hewan. Tumbuhan tumbuh subur dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk tudung atau kanopi.
7.      Savana
Savana terdapat di wilayah sekitar khatulistiwa, dengan curah hujan lebih rendah daripada hutan hujan tropis (sekitar 90 – 150 cm per tahun). Vegetasi savanna didominasi oleh rumput dengan semak dan pohon yang tumbuh terpencar. Hewan yang hidup di savana adalah berbagai jenis serangga seperti belalang, kumbang, rayap, herbivore, dan karnivora. Di Kenya (Afrika) terdapat savanna yang di dalamnya hidup gajah, jerapah, zebra, dan singa. Di Indonesia, savana terdapat di Sumbawa (NTB).

Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Contoh ekosistem buatan misalnya bendungan, hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus, agroekosistem berupa sawah tadah hujan, sawah irigasi, perkebunan sawit, perkebunan kopi, serta pemukiman seperti ekosistem kota dan desa.

G.    Rantai Makanan

Aliran energi kimia di dalam ekosistem dapat diperlihatkan melalui beberapa cara. Misalnya, melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Kedua cara tersebut dapat memperlihatkan makhluk hidup pemangsa dan dimangsa. Akan tetapi, masing-masing cara tersebut tidak dapat
memperlihatkan jumlah energi kimia yang dipindahkan. Rantai makanan merupakan sebuah aliran energi makanan melalui sebuah ekosistem. Energi tersebut mengalir dalam satu arah melalui sejumlah makhluk hidup. Semua energi yang masuk ke dalam rantai makanan umumnya
berasal dari cahaya matahari. Melalui proses fotosintesis energi tersebut diubah dan disimpan dalam tubuh makhluk hidup produser dalam bentuk energi kimia. Selanjutnya, energi tersebut mengalir ke konsumer pada berbagai tingkat trofik dalam ekosistem.

H.    Jaring-Jaring Makanan

Rantai makanan merupakan gambarahn sederhana dari proses makandimakan yang terjadi di alam. Sebenarnya, proses makan-dimakan yang terjadi di dalam ekosistem adalah proses yang kompleks, dan apabila disusun secara lengkap akan diperoleh jarring-jaring makanan.
Jarring-jaring makanan memperlihatkan hubungan populasi yang satu dengan populasi yang lain. Jarring-jaring yang menggambarkan hubungan makan-dimakan itu terbentuk agar kelangsungan hidup tiap populasi terjamin. Semakin kompleks jaring-jaring makanan, menunjukkan semakin kompleksnya aliran energi dan aliran makanan. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya
kestabilan komunitas dan kestabilanekosistem. Artinya, jika salah satu populasi spesies hilang, jaring-jaring makanan masih tetap berjalan. Coba bayangkan jika jaring-jaring makanan itu sederhana. Jika salah satu populasi spesies hilang, maka aliran energi dan aliran makanan di dalam ekosistem tersebut akan kacau. Itulah pentingnya keanekaragaman hayati yang berinteraksi dalam menjaga kestabilan suatu komunitas.

REFERENSI

Anonim.2015.Ekosistem.Webside(online).(http://www.4shared.com/file/Ekosistem, diakses tanggal 12 November 2015).
Waluyo, Joko.2013.Petunjuk Ekosistem Biologi Umum.Jakarta.
Odum, H. T.2000.Ekologi Ekosistem.Yogyakarta.

sekian ilmu yang dapat kami share 😍😍😍
jangan lupa follow ig kami @himapbio_ubt
dan facebook kami Himapbio Fkip Ubt  

SALAM LESTARI !!!
SALAM KONSERVASI !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar