TEKNIK MEMBUAT AWETAN BASAH DAN AWETAN KERING
Pembuatan awetan spesimen diperlukan
untuk tujuan pengamatan spesimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar
yang baru. Terutama untuk spesimen-spesimen yang sulit di temukan di alam.
Awetan spesimen dapat berupa awetan basah atau kering. untuk awetan kering,
tanaman diawetkan dalam bentuk herbarium, sedangkan untuk mengawetkan hewan
dengan sebelumnya mengeluarkan organ-organ dalamnya. Awetan basah, baik untuk
hewan maupun tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam seluruh spesimen dalam
larutan formalin 4% atau alkoho 70%.
A.
Cara
Pembuatan Awetan Kering
1. Awetan pada
tumbuhan
a. Membuat Herbarium
a. Membuat Herbarium
Awetan kering tumbuhan disebut herbarium, alat dan
bahan yang digunakan yaitu:
1)
karton/duplek
2)
kertas Koran
3)
sasak dari
bambu/tripleks
4)
sampel
tanaman
5)
alat tulis
Cara pembuat herbarium yaitu sebagai berikut:
1)
Jika
memungkinkan, kumpulkan tumbuhan secara lengkap, yaitu akar, batang, daun dan
bunga. Tubuhan berukuran kecil dapat diambil seluruhnya secara lengkap.
Tumbuhan beukuran besar cukup diambil sebagian saja, terutama ranting, daun,
dan jika ada, bunganya.
2)
Semprotlah
dengan alcohol 70% untuk mencegah pembusukan oleh bakteri dan jamur.
3)
Sediakan
beberapa kertas Koran ukuran misalnya 32× 48 cm.
4)
Atur dan
letakkan bagian tumbuhan diatas Koran. Daun hendaknya menghadap ke atas dan
sebagian menghadap ke bawah terhadap kertas Koran tersebut. Agar posisinya
baik,dapat dibantu dengan mengikat tangkai/ranting dengan benang yang
dijahitkan ke kertas membentuk ikatan.
5)
Tutup lagi
dengan Koran. Deikian seterusnya hingga kalian dapat membuat beberapa lembar.
6)
Terakhir
tutup lagi dengan Koran, lalu jepit kuat-kuat dengan kayu/bamboo, ikat dengan
tali. Hasil ini disebut specimen.
7)
Simpan
selama 1-2 minggu ditempat kering dan tidak lembab.
Catatan:
a) Di udara lembab, specimen dijemur
dibawah terik matahari atau didekat api.
b) Secara periodic gantilah kertas
Koran yang lembab/basah dengan yang kering beberapa kali. Kertas yang lembab
dapat dijemur untuk digunakan beberapa kali.
c) Jangan menjemur dengan membuka
kertas Koran yang menutupinya. Menjemur specimen tidak boleh terlalu lama sebab
proses pengeringan yang terlalu cepat hasilnya kurang baik.
d) Jika telah kering, ambil specimen
tumbuhan dan tempelkan di atas kertas karton ukuran32 × 48 cm. Caranya harus pelan-pelan dan hati-hati. Bagian-bagian
tertentu dapat diisolasi agar dapat
melekat pada kertas herbarium.
e) Buatlah tabel yang memuat: nama
kolektor, nomor koleksi (jika banyak), tanggal,nama specimen (ilmiah, daerah),
nama suku/famili dan catatan khusus tentang bunga, buah atau ciri lainnya.
f) Tutup herbarium dengan plastic.
g) Jika disimpan, tumpukan herbarium harus diberi kapur barus (kamfer)
Awetan yang telah dibuat kemudian
dimasukkan dalam daftar inventaris koleksi. Pencatatan dilakukan kedalam field
book/collector book. sedangkan pada herbarium keterangan tentang tumbuhan
dicantumkan dalam etiket. Dalam herbarium ada dua macam etiket, yaitu etiket
gantung yang berisi tentang; nomer koleksi, inisial nama kolektor, tanggal
pengambilan spesimen dan daeran tingkat II tempat pengambilan (untuk bagian
depan) dan nama ilmian spesimen (untuk bagian belakang).
Pada etiket tempel yang harus
dicantumkan antara lain; kop( kepala surat) sebagai pengenal indentitas
kolektor/lembaga yang menaungi, (No)nomer koleksi,(dd)tanggal ambil, familia,
genus, spesies, Nom. Indig(nama lokal), (dd) tanggal menempel,
(determinasi)nama orang yang mengidentifikasi spesimen itu, (insula) pulau
tempat mengambil, (m. alt) ketinggian tempat pengambilan dari permukaan air
laut, (loc) kabupaten tempat pengambilan, dan (annotatione) deskripsi spesimen
tersebut.
2.
Awetan pada
hewan
Taksidermi adalah hewan hasil
pengawetan, biasanya golongan vertebrata yang dapat dikuliti. Pada pembuatan
taksidermi, hewan dikuliti, organ-organ dalam dibuang, untuk selanjutnya
dibentuk kembali seperti bentuk aslinya. Ewan-hewan vertebrata yang sering
dibuat taksidermi misalnya berbagai jenis mamalia, kadal atau reptil, dsb.
Taksidermi seringkali dipergunakan sebagai bahan referensi untuk identifikasi
hewan vertebrata, juga menunjukkan berbagai macam ras yang dimiliki suatu
spesies. Selain itu, tentu saja taksidermi dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran biologi.
Alat dan bahan yang diperlukan
antara lain: (1) bak bedah; (2) alat-alat bedah seperti gunting dan pinset; (3)
alat-alat dan bahan pembius misal kloroform dan sungkup; (4) kawat, benang,
kapas, dan jarum jahit; (5) zat pengawet seperti boraks atau tepung tawas,
formalin; (6) air.
Cara pembuatan taksidermi adalah
sebagai berikut.
a.
Potong
otot-otot paha dan pisahkan tulang paha dari persendian dan pangkal paha,
keluarkan bagian ini.
b.
Potonglah
otot-otot pada tumit, keluarkan jaringan lunak pada telapak kaki dengan jalan
mengirisnya. Keluarkan semua bagian kaki lainnya yang masih tertinggal di dalam
kulit.
c.
Ulangi
langkah pertama dan kedua di atas untuk bagian tangan, dan ekor.
d.
Untuk bagian
kepala, lepaskan kulit secara hati-hati, sertakan telinga, kelopak mata pada
kulit. Jaga jangan sampai robek. Potonglah tulang rawan hidung dan biarkan
melekat pada kulit.
e.
Potonglah
bagian kepala dan leher, bersihkan bekas-bekas otak dengan cara menyemprotkan
air.
f.
Balikkan
kulit dan bersihkan dari sisa daging dan lemak.
g.
Basuh bagian
permukaan dalam kulit tubuh dengan boraks, demikian pula untuk ekor, kaki,
tangan dan tengkorak kepala.
h.
Sebagai
pengganti mata, gunakan bola mata tiruan. Bentuk tubuh hewan kembali dengan
menggunakan kapuk dan kawat, lalu jahit dengan rapi.
i.
Atur posisi
hewan sebagaimana kebiasan hewan sewaktu masih hidup.
Pajang taksidermi pada tempat-tempat yang aman dan terhindar dari serangan serangga, bersih dan kering. Insektisida, atau kamper (naftalen) dapat ditambahkan untuk mencegah serangan jamur. Ada baiknya taksidermi disimpan dalam boks kaca.
Pajang taksidermi pada tempat-tempat yang aman dan terhindar dari serangan serangga, bersih dan kering. Insektisida, atau kamper (naftalen) dapat ditambahkan untuk mencegah serangan jamur. Ada baiknya taksidermi disimpan dalam boks kaca.
Kerangka katak yang diawetkan dapat
digunakan untuk media pembelajaran macam-macam bentuk tulang. Cara membuat
awetan rkering angka katak adalah sebagai berikut:
a.
Lepaskan
semua kulit dan daging dari tulang secara hati-hati. Jangan sampai persendian
terputus. Upayakan sebersih mungkin, sampai daging yang melekat pada rangka
seminimal mungkin.
b.
Rendam
rangka katak dalam bubur kapur. Bubur kapur dapat dibuat dengan melarutkan CaO
ke dalam air, dengan menambahkan sedikit KOH.
c.
Bila tulang
telah bersih, cucilah bubur kapur dari rangka.
d.
Keringkan
rangka dan atur posisinya pada suatu landasan yang telah disediakan terlebih
dahulu.
e.
Pernis
rangka katak tersebut, sehingga tampak lebih menarik dan membuat tulang-tulang
menjadi lebih awet.
f.
Beri label
atau keterangan pada awetan yang sudah jadi tersebut
Membuat insektarium
Insectarium adalah
sampel jenis serangga hidup yang ada di kebun binatang, atau museum atau pameran
tinggal serangga. Insectariums sering menampilkan berbagai jenis serangga dan
arthropoda yang mirip, seperti laba-laba, kumbang, kecoa, semut, lebah, kaki
seribu, kelabang, jangkrik, belalang, serangga tongkat, kalajengking dan
Belalang sembah alat2 dan bahan2nya mungkin belum tercantum, tetapi mungkin ini
sangat membantu.
a.
Tangkaplah
serangga dengan menggunakan jaring serangga. Hati-hati terhadap serangga yang
berbahaya.
b.
Matikan
serangga dengan jalan memasukkannya ke dalam kantong plastik yang telah diberi
kapas yang dibasahi kloroform.
c.
Serangga
yang sudah mati dimasukkan ke dalam kantong atau stoples tersendiri. Kupu2 dan
capung dimasukkan ke dalam amplop dengan hati2 agar sayapnya tidak patah.
d.
Suntiklah
badan bagian belakang serangga dengan formalin 5%. Sapulah (dengan kuas)
bagian tubuh luar dengan formalin 5%.
e.
Sebelum
mengering, tusuk bagian dada serangga dengan jarum pentul.
f.
Pengeringan
cukup dilakukan di dalam ruangan pada suhu kamar. Tancapkan jarum pentul pada
plastik atau karet busa.
g.
Untuk
belalang, rentangkan salah satu sayap ke arah luar. Untuk kupu-kupu, sayapnya
direntangkan pada papan perentang atau kertas tebal sehingga tampak indah.
Begitu juga capung.
h.
Setelah
kering, serangga dimasukkan ke dalam kotak insektarium (dari karton atau kayu).
Di dalamnya juga dimasukkan kapur barus (kamper).
i.
Beri label
(di sisi luar kotak) yang memuat catatan khusus lainnya.
B.
Cara Pembuatan Awetan Basah
1.
Awetan pada
tumbuhan
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk membuat media
pembelajaran berupa awetan basah tumbuhan lumut.
a.
Bersihkan
kotoran dan tanah dari tumbuhan lumut yang ingin diawetkan.
b.
Siapkan
larutan fiksatif dengan komposisi: (1) asam asetat glasial sebanyak 5 ml; (2)
formalin sebanyak 10 ml; (3) etil alkohol sebanyak 50 ml. Selanjutnya untuk
mempertahankan warna hijau lumut, dapat pula ditambahkan ke dalam larutan
fiksatif tadi larutan tembaga sulfat dengan komposisi: (1) tembaga sulfat 0,2
gram; dan (2) aquades sebanyak 35 ml.
c.
Matikan
lumut dengan merendamnya ke dalam larutan fiksatif yang telah ditambahkan
larutan tembaga sulfat tadi. Biasanya diperlukan 48 jam perendaman.
d.
Siapkan
tempat berupa botol penyimpanan yang bersih, kemudian isi dengan alkohol 70%
sebagai pengawetnya.
e.
Masukkan
lumut yang telah siap tadi dalam botol penyimpanan, atur posisinya sehingga
mudah diamati.
f.
Buatkan
label berupa nama spesies lumut tanpa mengganggu pengamatan.
g.
Awetan basah
tumbuhan lumut siap digunakan. Secara berkala atau bila perlu, misalnya larutan
menjadi keruh atau berkurang, gantilah dengan larutan pengawet yang baru secara
hati-hati.
2.
Awetan pada
hewan
Berikut ini langkah-langkah membuat awetan basah.
a.
Siapkan
spesimen yang akan diawetkan.
b.
Sediakan
formalin yang telah diencerkan sesuai dengan keinginan.
c.
Masukkan
spesimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam dan telah
diencerkan.
d.
Tutup rapat
botol dan kemudian diberi label yang berisi nama spesimen tersebut dan
familinya.
SUMBER
Tanggal
akses: 22 Maret 2011
Tanggal
akses: 22 Maret 2011
Tanggal
akses: 22 Maret 2011
Tanggal
akses: 22 Maret 2011
sekian ilmu yang dapat kami share 😍😍😍
jangan lupa follow ig kami @himapbio_ubt
dan facebook kami Himapbio Fkip Ubt
SALAM LESTARI !!!
SALAM KONSERVASI !!!
sekian ilmu yang dapat kami share 😍😍😍
jangan lupa follow ig kami @himapbio_ubt
dan facebook kami Himapbio Fkip Ubt
SALAM LESTARI !!!
SALAM KONSERVASI !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar