A.
Konsep Ekosistem
Hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lain, serta dengan benda
tak hidup di lingkungannya, membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan salah satu
bidang kajian yang dipelajari dalam cabang biologi, yaitu ekologi. Ekologi
(Yunani, oikos = rumah; logy = ilmu, berasal dari kata logikos = masuk akal)
adalh ilmu yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup
lain dan dengan lingkungan fisik. Hal tersebut diungkapkan oleh ahli zoology
Jerman, Ernst Haeckel (1866). Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relative
baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai
pengaruh yang besar terhadap cabang biologi lainnya. Ekologi mempelajari
bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan
hubungan antarmakhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam hidupnya atau lingkungannya.
Para
ahli ekologi mempelajari hal-hal berikut :
1.
Perpindahan energi dan materi dari
makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain dan ke dalam lingkungannya
dan factor-faktor yang menyebabkannya.
2.
Perubahan populasi suatu spesies pada
waktu yang berbeda dan factor-faktor yang menyebabkannya.
3.
Terjadinya hubungan antarspesies
(interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.
B.
Komponen
yang menyusun lingkungan dapat dibedakan menjadi komponen abiotik (benda tak
hidup) dan biotik (makhluk hidup).
v Komponen
Ekosistem
Ekosistem
terdiri atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik.
1.
Komponen Biotik
Komponen
biotik meliputi komunitas makhluk hidup. Setiap makhluk hidup dalam ekosistem
menempati suatu tempat hidup yang spesifik. Tempat hidup yang spesifik tersebut
dikenal dengan istilah habitat (Latin, habitare = bertempat tinggal). Setiap
makhluk hidup yang memiliki peran khusus di dalam habitatnya. Peran atau cara
hidup yang khusus dari setiap makhluk hidup di dalam habitatnya disebut relung
ekologi (nisia). Sekelompok makhluk hidup dari spesies yang sam pada waktu yang
sama disebut populasi. Misalnya, rerumputan di halaman rumah (populasi rumput) atau
sekawanan sapi di lapangan (populasi sapi). Populasi dapat berubah setiap saat.
Perubahan populasi dipengaruhi oleh factor kelahiran, kematian, dan migrasi. Beberapa
populasi yang berbeda dari tumbuhan dan hewan yang hidup bersama di lingkungan
tertentu akan membentuk komunitas. Di dalam ekosistem terdapat beberapa macam,
komunitas, misalnya, komunitas kolam, komunitas hutan, dan komunitas pantai.
2.
Komponen Abiotik
Komponen
abiotik meliputi benda-banda tak hidup.
1)
Suhu
Suhu atau
temperature adalah derajat energi panas. Sumber utama energy panas adalah
radiasi matahari. Suhu merupakan komponen abiotik di udara, tanah, dan air.
Suhu sangat diperlukan oleh setiap makhluk hidup, berkaitan dengan reaksi kimia
yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup
memerlukan enzim. Kerja suatu enzim dipengaruhi oleh suhu tertentu. berkaitan
dengan reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi kimia dalam
tubuh makhluk hidup memerlukan enzim. Kerja suatu enzim dipengaruhi oleh suhu
tertentu.
2)
Cahaya
Cahaya merupakan
salah satu energi yang bersumber dari radiasi matahari. Cahaya matahari terdiri
dari beberapa macam panjang gelombang. Jenis panjang gelombang, intensitas
cahaya, dan lama penyinaran cahaya matahari berperan dalam kehidupan organisme.
Misalnya, tumbuhan memerlukan cahaya matahari dengan panjang
gelombang
tertentu untuk proses fotosintesis.
3)
Air
Air terdiri dari
molekul-molekul H2O. air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Di alam, air
dapat berbentuk padat, misalnya es dan kristel es (salju), serta berbentuk gas
berupa uap air. Dalam kehidupan, air sangat siperlukan oleh makhluk hidup
karena sebagian besar tubuhnya mengandung air.
4)
Kelembapan
Kelembapan
merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah. Kelembapan di udara berarti
kandungan uap air di udara, sedangkan kelembapan di tanah berarti kandungan air
dalam tanah. Kelembapan diperlukan oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat
kering karena penguapan. Kelembapan yang diperlukan setiap makhluk hidup
berbedabeda. Sebagai contoh, jamur dan cacing memerlukan habitat yang sangat lembab.
5)
Udara
Udara terdiri
dari berbagai macam gas, yaitu nitrogen (78,09%), oksigen (20,93%), karbon
dioksida (0,03%), dan gas-gas lain. Nitrogen diperlukan makhluk hidup untuk
membentuk protein. Oksigen digunakan makhluk hidup untuk bernapas. Karbon
dioksida diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis.
6)
Garam-garam
Mineral
Garam-garam
mineral antara lain ion-ion nitrogen, fosfat, sulfur, kalsium, dan natrium.
Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air. Contohnya
kandungan ion-ion hydrogen menentukan tingkat keasaman, sedangkan kandungan ion
natrium dan klorida di air menentukan tingkat salinitas (kadar garam). Tumbuhan
mengambil garam-garam mineral (unsure hara) dari tanah dan air untuk proses
fotosintesis.
7)
Tanah
Tanah merupakan
hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau lumut, dan pembusukan
bahan organik. Tanah memiliki sifat, tekstur, dan kandungan garam mineral
tertentu. Tanah yang subur sangat diperlukan oleh organisme untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur
C.
Interaksi
makhluk hidup dengan lingkungannya
Antara
makhluk hidup yang satu dengan yang lain terjadi hubungan, baik antara sesama spesies
maupun antar spesies, baik antara komponen biotik maupun antara komponen
abiotik. Hubungan timbal balik dikenal pula dengan istilah interaksi, atau
interaksi. Dalam bagian ini, akan dibahas mengenai interaksi antar-individu,
antar-populasi, antara komunitas dan factor biotik, dan interaksi antar
ekosistem.
a)
Interaksi
Antar-Individu Membentuk Populasi
Sekumpulan
makhluk hidup dari spesies yang sama yang hidup pada suatu waktu dan kawasan tertentu
serta saling berinteraksi mambentuk populasi. Oleh karena barasal dari spesies
yang sama, maka individu di dalam populasi mempunyai potensi melakukan kawin
silang yang akan menghasilkan keturunan yang fertile (mampu bereproduksi). Contoh
populasi adalah populasi itik, populasi padi, dan populasi sapi.
·
Suatu
populasi dapat di kenali dengan adanya ciri-ciri :
a.
Memiliki
kesamaan morfologi
b.
Memiliki
kesamaan fungsi fisiologi
c.
Dapat
melakukan perkawinan silang
d.
Dapat
menghasilkan keturunan yang fertile
Dengan
demikian, populasi memiliki sifat dapat tumbuh dan berkembang, dari populasi berukuran
kecil menjadi populasi yang berukuran besar. Sebaliknya, karena alasan-alasan tertentu
(misalnya,diburu, terkena penyakit, bencana alam), ukuran populasi bisa menjadi
lebih kecil dari semula. Semakin besar populsi, semakin banyak kebutuhan
makanannya. Demikian
pula dengan
kebutuhan oksigen, air, dan ruangan. Antarindividu tersebut akan terjadi
persaingan atau kompetisi untuk memenuhi kebutuhan oksigen, air, makanan,
ruangan, dan cahaya matahari. Oleh karena itu, ledakan populasi akan akan
menimbulkan persaingan dan persaingan menimbulkan masalah lingkungan. Populasi
dapat bertambah atau berkurang, tergantung dari kondisi lingkungannya. Pada
musim hujan, populasi rumput meningkat. Sebaliknya, pada musim kemarau,
populasinya menurun. Banyaknya individu dalam populasi dapat dihitung sehingga dapat
diketahui ukuran populasi per satuan luas. Banyaknya individu per satuan luas
disebut kepadatan populasi atau kerapatan populasi. Misalnya, kepadatan populasi
pohon kelapa 3 pohon / 10.000 m2.
b)
Interaksi
Antar-Populasi Membentuk Komunitas
Interaksi antara
populasi yang satu dengan yang lain dalam suatu areal tertentu membentuk komunitas.
Contoh komunitas adalah komunitas hutan hujan tropik yang di dalamnya terdapat
berbagai populasi tumbuhan, reptilian, burung, mamalia, mikroorganisme, cacing
moluska. Interaksi antarmakhluk hidup biasanya akan membentuk hubungan khusus
yang berpengaruh secara nyata terhadap persebaran dan kepadatannya. Beberapa
kategori umum tentang interaksi dan hasil akhir yang didapat oleh makhluk hidup
yang terlibat dapat dilihat dalam tabel berikut.
Kemungkinan Interaksi Beberapa Makhluk Hidup Dalam Sebuah Komunitas
Macam
Interaksi Makhluk Hidup 1 Makhluk Hidup 2
Kompetisi Dirugikan
Dirugikan
Predasi Diuntungkan
Dirugikan
Parasitisme Diuntungkan
Dirugikan
Komensalisme Diuntungkan Tidak
Berpengaruh
Mutualisme Diuntungkan Diuntungkan
Ada
beberapa macam interaksi antarsesama makhluk hidup. Interaksi tersebut dapat
terjadi, baik antarindividu dalam populasi ataupun antarindividu berbeda
populasi atau barbeda jenis (spesies). Bentuk interaksi tersebut dapat berupa
saling merugikan, saling menguntungkan, atau hanya salah satu saja yang
diuntungkan. Berkut ini adalah beberapa bentuk interaksi antarspesies dalam
suatu komunitas.
·
Kompetisi
Kompetisi
adalah
bentuk interaksi dua makhluk hidup yang mengakibatkan kedua makhluk hidup
tersebut mengalami kerugian. Kebutuhan hidup yang sering diperebutkan tersebut,
antara lain makanan, tempat berlindung, tempat bersarang, sumber air, dan
pasangan untuk kawin.
Bentuk
kompetisi yang terjadi dapat berupa kompetisi intraspesifik, yaitu kompetisi
di antara anggota spesies yang sama dan kompetisi interspesifik, yaitu
kompetisi di antara anggota yang berbeda spesies, persaingan antarindividu
dalam spesies penting arinya untuk mengatur populasi spesies tersebut.
·
Predasi
Di
dalam sebuah interaksi antarmakhluk hidup terdapat hubungan satu spesies
memakan yang lain. Dalam hal ini, konsumernya disebut predator, sedangkan
spesies yang dimakan dikenal sebagai mangsa. Predator (Latin, praeda = mangsa) adalah
makhluk hidup yang memperoleh sumber-sumber yang diperlukan dengan memakan
makhluk hidup lain. Jika yang dimangsa adalah produser, maka bentuk interaksi
itu disebut herbivori, sedangkan hewan
yang memakan produser disebut herbivor.
·
Simbiosis
Hubungan
yang dekat antara dua spesies makhluk hidup berbeda disebut simbiosis yang berarti hidup bersama. Interaksi
simbiotik meliputi bentuk parasitisme, komensalisme, dan mutualisme.
ü Parasitisme
Parasitisme
merupakan
bentuk interaksi yang dapat menyebabkan satu pihak mendapat keuntungan,
sedangkan pihak yang lain menderita kerugian. Suatu parasit dapat memperoleh
makanan atau sumber-sumber yang diperlukan dari tubuh makhluk hidup lain,
disebut inang
atau
hospes. Selain
menggunakan inang sebagai sumber nutrisi beberapa parasit juga menggunakan
inang mereka untuk perlindungan bagi predator yang akan memangsanya. Contohnya,
kehidupan ikan mutiara pada timun laut.
ü Komensalisme
Komensalisme
merupakan
bentuk interaksi yang menyebabkan satu pihak mendapatkan keuntungan, sedangkan
yang lain tidak terpengarug (tidak diuntungkan maupun dirugikan). Contoh interaksi
komensalisme adalah kehidupan ikan remora dengan hiu.
ü Mutualisme
Mutualisme
(Latin,
mutuus
=
penukaran) merupakan bentuk interaksi yang menyebabkan kedua spesies sama-sama
mendapat keuntungan. Interaksi mutualisme kadang-kadang disebut juga simbiosis
obligat.
Contohnya adalah pada proses penyerbukan bunga (polinasi). Pada beberapa
proses penyerbukannya dapat berlangsung oleh bantuan beberapa serangga khusus, burung,
atau kelelawar.
Salah
satu ciri dari komunitas adalah adnya keanekaragaman spesies dan pola
penyebarannya. Sekin beraneka ragam spesies penyusun suatu komunitas, semakin
tinggi organisasinya, dan ini berarti semakin dewasa komunitas tersebut.
Komunitas yang demikian itu biasanya lebih stabil. Dalam arti, komunitas mampu
memulihkan diri apabila mandapatkan “gangguan”, asalkan masih dalam batas
toleransi. Gangguan itu berupa penambahan atau pengurangan materi atau energi.
Komunitas yang mampu memulihkan dirinya
dikatakan
memiliki daya
lenting yang
tinggi.
D.
Interaksi
Antara Komunitas dengan Komponen Abiotik Membentuk Ekosistem
Interaksi antara
komunitas dengan faktor abiotik membentuk suatu system yang dikenal sebagai
lingkungan atau ekosistem. Interaksi tersebut dapat berupa proses memakan dan
dimakan sehingga terjadi pemanfaatan energi dan daur ulang materi. Luas
ekositem itu tidak dapat ditentukan. Ada ekosistem sawah yang cukup luas dan
ada pula ekosistem lautan yang sangat luas. Jadi, luas sempitnya ekositem tidak
dapat ditentukan secara pasti. Bahkan, seluruh permukaan bumi beserta segala
makhluk hidup di dalamnya yang disebut sebagai biosfer, dapat dipandang sebagai
ekosistem raksasa.
E.
Interaksi
Antar-Ekosistem Membentuk Biosfer
Di permukaan
bumi, mulai dari dasar samudera hingga puncak pegunungan yang tinggi serta
beberapa ratus meter lapisan udara di atasnya, terdapat berbagai macam
ekosistem yang saling berinteraksi. Ini merupakan lapisan permukaan bumi yang
dihuni organisme yang saling berinteraksi. Lapisan permukaan bumi ini dikenal
sebagai biosfer atau ekosfer. Bumi merupakan satu kesatuan sebagai hasil dari
interaksi berbagai faktor penyusun yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu,
para pakar lingkungan prihatin dengan pencemaran, perusakan, dan perubahan
iklim yang terjadi akibat kegiatan manusia. Jika ekosistem di bumi mengalami kerusakan,
maka akibat kerusakan itu akan berangkai karena antar-komponen terjadi
interaksi sebagaimana diuraikan sebelumnya. Umat manusia sendiri akan terancam
kelestariannya.
F.
Aliran
Energi
Setiap makhluk
hidup memerlukan energi untuk kelangsungan hidupnya. Misalnya, untuk tumbuh,
bereproduksi, dan bergerak. Dalam pemenuhan kebutuhan energi tersebut terjadi hubungan
saling ketergantungan energi di antara makhluk hidup yang berbeda. Dalam hal
ini, ada makhluk hidup yang berperan sebagai produser, konsumer, atau
dekomposer.
a.
Produser
Produser
merupakan makhluk hidup yang mampu menangkap energi cahaya matahari untuk
kegiatan fotosintesis sehingga dapat menghasilkan materi organic yang berasal
dari materi anorganik. Contoh produser adalah tumbuhan hijau dan makhluk hidup
fotosintesis lainnya. Melalui produser tersebut energi yang berasal dari
matahari mengalir ke makhluk hidup
lainnya. Banyaknya
energi cahaya yang dapat diubah menjadi energi kimia oleh produser disebut
produktivitas primer. Jumlah total produktivitas ini dikenal sebagai
produktivitas primer kotor (PPK). Sebagian produk materi organic tersebut
digunakan sebagai bahan baker bagi respirasi selularnya, sedangkan sebagian
lagi disimpan di dalam tubuh tumbuhan. Bagian materi organik yang disimpan
itulah yang dikenal sebagai produktivitas primer bersih (PPB). PPB merupakan
keseimbangan terhadap produktivitas primer kotor dikurangi energi yang
digunakan oleh produser untuk respirasi.
Produktivitas
primer diwujudkan dalam istilah energi per satuan luas persatuan waktu (J/m2/tahun)
atau sebagai biomassa yang ditambahkan keekosistem per satuan luas per satuan
waktu (g/m2/tahun). Biomassa merupakan berat kering dari sejumlah materi
organic yang berada pada satu tingkat trofik kehidupan. Selanjutnya, PBB
dimanfaatkan sebagai bahan pangan oleh consumer atau makhluk hidup heterotrof
(manusia dan hewan). Pada umumnya, consumer dan detritus akan menyintesus
kembali materi organic yang diperoleh dan menyimpannya di dalam jaringan tubuh
dalam bentuk energi kimia. Produk itulah yang disebut dengan produktivitas
sekunder.
b.
Konsumer
Konsumer
merupakan makhluk hidup yang memperoleh energi dalam bentuk materi organic. Misalnya,
dengan cara memakan makhluk hidup lainnya. Seluruh hewan tergolong consumer.
Berdasarkan
tingkatnya, consumer dapat dibedakan atas konsumen primer, konsumen sekunder,
dan konsumen tersier. Consumer primer atau herbivore adalah consumer yang
secara langsung memakan tumbuhan. Consumer sekunder atau karnivor adalah
consumer yang memakan consumer primer. Konsumer tersier atau karnivor puncak
adalah consumer yang memakan konsumen sekunder. Beberapa hewan ada yang
berperan sebagai karnivor pada suatu waktu dan herbivore pada saat yang lain.
Hewan demikian disebut omnivor. Mereka dapat ditempatkan ke dalam tingkat
trofik berbeda bergantung pada materi yang dimakan pada saat itu. Produser dan
berbagai karnivor di dalam ekosistem dalam pemenuhan kebutuhan makanan dikenal
dengan istilah tingkat trofik.
c.
Dekomposer
Dekomposer
(pengurai) merupakan makhluk hidup yang memperoleh makanannya dengan cara
menguraikan senyawa-senyawa organik yang berasal dari makhluk hidup yang telah
mati (bangkai). Dalam hal ini, decomposer berperan mengembalikan materi ke
lingkungan abiotik dan digunakan kembali oleh tumbuhan hijau. Contoh decomposer
adalah jamur dan bakteri.
d.
Detritivor
Detritivor
adalah organisme yang memakan partikel-partikel organik atau detritus. Detritus
merupakan serpihan hancuran jaringan hewan atau tumbuhan. Organisme detrivor
antara lain cacing tanah, siput, keluwing, bintang laut, dan kutu kayu.
e.
Tipe-Tipe
Ekosistem
Pada umumnya, dikenal
tiga tipe ekosistem utama, yaitu ekosistem akuatik (air), ekosistem terestrial
(darat), dan ekosistem buatan. Ekosistem Akuatik Ekosistem akuatik (perairan)
adalah tipe ekosistem yang sebagian lingkungan fisiknya didominasi oleh air.
Ekosistem akuatik dipengaruhi oleh empat factor, yaitu penetrasi cahaya
matahari, substrat, temperatur, dan jumlah material terlarut. Akan tetapi, factor
penentu utama dari ekosistem perairan adalah jumlah garam terlarut di dalam
air. Jika perairan tersebut sedikit mengandung garam terlaryt, maka disebut
ekosistem air tawar. Sebaliknya, jika mengandung kadar garam tinggi, maka
disebut ekosistem laut.
Ø Air Tawar
Ekosistem air
tawar dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan lentik. Ekosistem air tawar lotik
memiliki ciri airnya berarus. Contohnya adalah sungai. Organisme yang hidup
pada ekosistem ini dapat menyesuaikan diri dengan arus air. Produsen utama pada
ekosistem ini adalah ganggang. Akan tetapi, umunya organisme lotik memakan
detritus yang berasal dari ekosistem darat di sekitarnya. Ekosistem air tawar
lentik memiliki cirri airnya tidak berarus. Ekosistem
air tawar lentik
meliputi rawa air tawar, rawa gambut, kolam, dan danau. Rawa didominasi oleh
lumut Spaghnum. Ekosistem danau dan kolam terdiri dari tiga wilayah horizontal,
yaitu litoral, limnetik, dan profundal.
Ø Laut
Hampir 71% dari
permukaan bumi tertutup oleh laut. Rata-rata salinitas (kadar garam) laut adalah
3%, tetapi angka ini bervariasi dari satu wilayah ke wilayah yang lain sesuai
dengan kedalaman dan geografinya. Salinitas tertinggi terdapat di daerah
tropis. Pada daerah tropis suhu yang tinggi menyebebkan laju penguapan
berlangsung cepat sehingga salinitas laut menjadi tinggi. Contohnya, Laut Merah
memiliki salinitas 4%. Sebaliknya, pada geografi yang lebih tinggi, proses
penguapan berkurang sehingga salinitasnya rendah. Contohnya, Laut Baltik dengan
salinitas 0,7%.
Ø Estuari
Ekosistem
estuary terdapat pada wilayah pertemuan antara sungai dan
laut atau
disebut muara sungai. Muara sungai disebut juga pantai Lumpur. Esturi mamiliki
cirri berair payau dengan tingkat salinitas di antarsa air tawar dan laut.
Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau. Beberapa organisme laut melakukan
perkembangbiakan di wilayah ini seperti ikan, udang, dan moluska yang dap-at
dimakan.
Ø Pantai Batu
Ekosistem pantai
batu tersusun dari komponen abiotik, berupa batu batuan kecil maupun bongkahan
batu yang besar. Pada ekosistem pantai batu terdapat organisme seperti ganggang
Eucheuma dan Sargassum, serta beberapa jenis moluska yang dapat melekat di
batu. Ekosistem pantai batu antara lain terdapat di Pantai Selatan Jawa, Pantai
Barat Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Ø Terumbu Karang
Ekosistem
terumbu karang hanya dapat tumbuh di dasar perairan ynag jernih. Terumbu karang
terbentuk dari rangka hewan kelompok Coelenterata. Pada ekosistem ini terdapat
berbagai jenis organisme laut dari kelompok Porifera, Coelenterata, ganggang,
berbagai jenis ikan, serta udang. Ekosistem terumbu karang antara lain terdapat
di perairan Nusa Tenggara dan Maluku.
Ø Laut Dalam
Ekosistem laut
dalam merupakan zona pelagic laut. Ekosistem ini berada pada kedalaman 76.000m dari permukaan laut, sehingga tidak ada lagi
cahaya matahari. Oleh karena itu, produsen utama di ekosistem ini merupakan organisme
kemoautotrof.
Ekosistem
Terestrial
Ekosistem
terestrial (darat) adalah suatu tipe ekosistem yang sebagian besar lingkungan
fisiknya berupa daratan. Ekosistem terrestrial memiliki bagian daerah yang luas
dengan habitat dan komunitas tertentu, disebut bioma.
1.
Hutan
Musim
Bioma
daratan yang berada di belahan timur Amerika Utara dikenal dengan bioma hutan
musim atau hutan gugur. Pemberian nama bioma tersebut adalah berdassarkan
ciri-ciri umum dari ekosistem atau berdasarkan vegetasi yang dominant. Pada
bioma hutan musim ditemukan tumbuhan bercirikan pohon keras seperti oak
(Quercus sp.), beach, dan maple (Acer saccharinum), yang menggugurkan daunnya
pada musim gugur. Adapun jenis hewan yang menghuni bioma tersebut antara lain
rusa, musang, dan salamander.
2.
Padang
Rumput
Di
sebelah barat dari hutan musim di Amerika Utara terdapat bioma padang rumput.
Curah hujan bioma padang rumput tidak banyak memberikan dukungan bagi
pertumbuhan tumbuhan. Penyebabnya adalah pada daerah tersebut terdapat aliran
sungai yang panjang sehingga air tersedia dalam jumlah yang besar. Vegetasi
dominan dalam bioma padang rumput adalh bermacam-macam spesies rumput-rumputan.
Hewan yang ditemukan di daerah tersebut antara
lain bison,
anjing padang rumput, antelope, belalang, dan ular. Soatu bioma yang mirip
dengan sebutan sabana. Sabana adalah tipa bioma yang banyak teradapat di
Amerika Selatan. Tumbuhannya terdiri atas rumput dan pohon-pohon yang menyebar.
Tipe bioma ini memiliki musim kering dan musim basah.
3.
Gurun
Gurun
terdapat di belahan bumi sekitar 20° - 30° lintang utara dan lintang selatan.
Curah hujan di gurun rendah, yaitu kurang dari 25 cm per tahun. Kehidupan
organisme di gurun beradaptasi dengan lingkungannya yang kering. Vegetasinya
terdiri dari berbagai balukar akasia, tumbuhan sukulen, dan kaktus. Hewan yang
banyak terdapat di gurun antara lain belalang, burung pemangsa serangga, dan
kadal. Umunya hewan-hewan gurun melakukan kegiatan pada malam hari (nokturnal).
Contoh bioma gurun adalah gurun Gobi di Asia, gurun Sahara di Afrika, dan gurun
Anzo Borrego di Amerika.
4.
Taiga
Taiga
terdapat di wilayah utara hutan gugur subtropics dan juga di pegunungan tropis.
Cirri iklim taiga adalah musim dingin yang panjang. Hujan turun hanya pada
musim panas. Taiga merupakan hutan pinus (koifer) yang selalu hijau. Taiga
terdapat di Amerika Utara, juga pada dataran tinggi di berbagai wilayah. Hewan
yang hidup di taiga antara lain beruang hitam dan serigala.
5.
Tundra
Di
sebelah utara dari bioma taiga terdapat suatu wilayah yang dikenal sebagai
bioma tundra. Karakteristik bioma tundra sangat ekstrem, yaitu lama musim
dinginnya lebih panjang daripada musim panas. Dalam kondisi demikian sangat
sedikit ditemukan jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di sana. Tumbuhan yang
terutama berupa lumut (liken), dan tumbuhan semusim yang
tumbuh cepat
selama musim tumbuh. Hewan yang menghuni bioma tundra antara lain rusa kutub
(karibu), serigla, ajag, burung hantu salju, tikus, dan beberapa jenis serangga
6.
Hutan Hujan Tropik
Bioma
hutan hujan tropik adalah akhir dari spectrum iklim bioma tundra. Bioma hutan
hujan tropic, terutama terdapat dekat ekuator di Amerika Selatan dan Amerika
Tengah, Afrika, bagian selatan Asia, serta pulau di kepulauan Pasifik. Bioma
hutan hujan tropic ditandai dengan suhu yang tinggi, hujan turun hamper setiap
hari, dan memiliki ribuan spesies tumbuhan dan hewan. Tumbuhan tumbuh subur dengan
cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk tudung atau kanopi.
7.
Savana
Savana terdapat
di wilayah sekitar khatulistiwa, dengan curah hujan lebih rendah daripada hutan
hujan tropis (sekitar 90 – 150 cm per tahun). Vegetasi savanna didominasi oleh
rumput dengan semak dan pohon yang tumbuh terpencar. Hewan yang hidup di savana
adalah berbagai jenis serangga seperti belalang, kumbang, rayap, herbivore, dan
karnivora. Di Kenya (Afrika) terdapat savanna yang di dalamnya hidup gajah,
jerapah, zebra, dan singa. Di Indonesia, savana terdapat di Sumbawa (NTB).
Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan
adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Contoh
ekosistem buatan misalnya bendungan, hutan tanaman produksi seperti jati dan
pinus, agroekosistem berupa sawah tadah hujan, sawah irigasi, perkebunan sawit,
perkebunan kopi, serta pemukiman seperti ekosistem kota dan desa.
G.
Rantai
Makanan
Aliran
energi kimia di dalam ekosistem dapat diperlihatkan melalui beberapa cara.
Misalnya, melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Kedua cara tersebut
dapat memperlihatkan makhluk hidup pemangsa dan dimangsa. Akan tetapi,
masing-masing cara tersebut tidak dapat
memperlihatkan
jumlah energi kimia yang dipindahkan. Rantai makanan merupakan sebuah aliran
energi makanan melalui sebuah ekosistem. Energi tersebut mengalir dalam satu
arah melalui sejumlah makhluk hidup. Semua energi yang masuk ke dalam rantai
makanan umumnya
berasal dari
cahaya matahari. Melalui proses fotosintesis energi tersebut diubah dan
disimpan dalam tubuh makhluk hidup produser dalam bentuk energi kimia.
Selanjutnya, energi tersebut mengalir ke konsumer pada berbagai tingkat trofik
dalam ekosistem.
H.
Jaring-Jaring
Makanan
Rantai
makanan merupakan gambarahn sederhana dari proses makandimakan yang terjadi di
alam. Sebenarnya, proses makan-dimakan yang terjadi di dalam ekosistem adalah
proses yang kompleks, dan apabila disusun secara lengkap akan diperoleh jarring-jaring
makanan.
Jarring-jaring
makanan memperlihatkan hubungan populasi yang satu dengan populasi yang lain.
Jarring-jaring yang menggambarkan hubungan makan-dimakan itu terbentuk agar
kelangsungan hidup tiap populasi terjamin. Semakin kompleks jaring-jaring
makanan, menunjukkan semakin kompleksnya aliran energi dan aliran makanan. Hal
inilah yang mengakibatkan terjadinya
kestabilan
komunitas dan kestabilanekosistem. Artinya, jika salah satu populasi spesies
hilang, jaring-jaring makanan masih tetap berjalan. Coba bayangkan jika
jaring-jaring makanan itu sederhana. Jika salah satu populasi spesies hilang,
maka aliran energi dan aliran makanan di dalam ekosistem tersebut akan kacau.
Itulah pentingnya keanekaragaman hayati yang berinteraksi dalam menjaga
kestabilan suatu komunitas.
REFERENSI
Waluyo,
Joko.2013.Petunjuk Ekosistem Biologi Umum.Jakarta.
Odum,
H. T.2000.Ekologi Ekosistem.Yogyakarta.
sekian ilmu yang dapat kami share 😍😍😍
jangan lupa follow ig kami @himapbio_ubt
dan facebook kami Himapbio Fkip Ubt
SALAM LESTARI !!!
SALAM KONSERVASI !!!